Inilah yang terjadi dengan dinamika mata uang: nilai tukar efektif riil baru saja turun 19%—menandai penurunan terbesar sejak 1990. Fluktuasi yang ekstrem, bukan? Namun yang perlu diperhatikan—biaya operasional China turun jauh lebih cepat daripada yang kita lihat di AS dan Eropa. Itu menciptakan dinamika yang menarik. Bahkan jika mata uang mengapresiasi secara modest sebesar 4-5% setiap tahun, itu sebenarnya tidak akan merugikan daya saing ekspor. Bahkan, bisa jadi sebaliknya. Anda mungkin melihat ketegangan perdagangan mereda. Perhitungannya sederhana: ketika struktur biaya Anda membaik lebih cepat daripada penguatan mata uang Anda, Anda mempertahankan kekuatan harga di pasar global. Jadi ini bukanlah kabar buruk bagi eksportir—ini sebenarnya adalah penyeimbangan ulang yang bisa menguntungkan mereka sambil meredakan gesekan perdagangan internasional.