Baru saja pulih dari shutdown bersejarah selama 43 hari, sebelum sempat pemerintah AS dari berbagai departemen menarik napas lega, krisis penutupan baru kembali di depan mata.

Berdasarkan situasi saat ini, jika kesepakatan anggaran tidak disepakati sebelum tengah malam 30 Januari, sebagian besar lembaga federal harus kembali menutup diri. Masalah utamanya adalah—kongres langsung libur sebelum Natal, kerangka anggaran menjadi berantakan. Saat ini sebagian besar departemen hanya bisa bertahan dengan "keputusan sementara berkelanjutan" (CR) sebagai penyelamat sampai 30 Januari, dengan dana yang hampir sama dengan tahun lalu. Hanya beberapa departemen seperti pertanian, urusan veteran, pembangunan militer, dan lain-lain yang mendapatkan anggaran tahunan lebih awal, sehingga bisa bertahan sampai September.

Selama liburan, kedua partai tidak ada kemajuan substansial, dan setelah mulai bekerja kembali 6 Januari, mereka hanya punya sekitar tiga minggu untuk menyelesaikan kebuntuan ini.

**Pertarungan politik memanas**

Intinya, Trump saat menjabat sebelumnya sudah terbiasa menggunakan alat besar seperti shutdown ini, dan kali ini, saat Partai Republik menguasai kongres, Demokrat malah mulai merencanakan sesuatu. Menurut informasi, Demokrat sedang merancang strategi—menggunakan batas waktu akhir Januari ini untuk memaksa Trump memperpanjang subsidi Obamacare yang berakhir 31 Desember, jika tidak, mereka mengancam akan melakukan shutdown lagi. Trump juga tidak mau kalah, secara terbuka menyatakan bahwa Demokrat ingin memanfaatkan situasi ini untuk mengacaukan masalah asuransi kesehatan.

Pertarungan politik yang saling serang ini, yang paling dirugikan langsung adalah pasar yang membutuhkan kepastian.

**Respon pasar terhadap shutdown**

Pasar prediksi di Polymarket sudah mencerminkan kecemasan ini—kemungkinan shutdown melonjak mendekati 38% selama liburan. Ketidakpastian sendiri adalah musuh utama pasar. Data sejarah menunjukkan, selama shutdown terakhir, Bitcoin mengalami volatilitas ekstrem—di satu sisi karena pengurangan likuiditas yang mendorong pelarian dari aset risiko, di sisi lain, setelah shutdown berakhir, likuiditas kembali mengalir dan memicu rebound. Ini adalah "efek QE terbalik" pasar.

Kalau benar-benar terjadi penutupan, apa yang akan dihadapi aset kripto?

**Dampak jangka pendek**: Volatilitas pasti meningkat. BTC dan pasar saham AS akan mengalami fluktuasi yang lebih besar, suasana hati investor akan mempengaruhi arah pasar. Likuiditas mungkin menyusut dulu lalu kembali, tergantung berapa lama shutdown berlangsung.

**Dampak jangka menengah**: RUU regulasi pasar kripto (misalnya RUU struktur pasar kripto yang sedang hangat dibicarakan) akan terus dibekukan, proses persetujuan ETF spot atau produk opsi baru akan melambat. Seluruh pasar akan mengalami penurunan preferensi risiko.

**Pelajaran dari pola sejarah**: Politikus AS selalu melakukan rem terakhir di tepi jurang. Dalam banyak "seruan serigala datang" sebelumnya, sebagian besar akhirnya mencapai kesepakatan sementara sebelum tenggat waktu, lalu dilempar ke tenggat waktu berikutnya. Kemungkinan besar, kali ini juga akan begitu.

Banyak pelaku pasar sudah bertaruh bahwa shutdown ini akhirnya akan "diperpanjang" dan diselamatkan. Tapi ada juga yang bertaruh bahwa kali ini akan benar-benar berhenti selama beberapa hari.

**Pelajaran untuk dunia kripto**

Pada akhirnya, shutdown ini bisa menjadi peluang baik maupun buruk bagi pasar kripto—tergantung dari sudut pandangmu. Dalam jangka pendek, suasana perlindungan risiko akan meningkat, tapi dalam jangka panjang, ketidakpastian kebijakan ini biasanya akan memicu rebound likuiditas setelah masalah terselesaikan. Baru mulai 2026 sudah seperti ini, dan drama politik di Washington kemungkinan akan terus menjadi bahan untuk fluktuasi pasar kripto.