Logika di balik kenaikan dan penurunan pasar valuta asing: 9 faktor utama yang menentukan arah pergerakan nilai tukar

Ingin meraih keuntungan dalam perdagangan valuta asing, pertama-tama harus memahami apa yang mendorong fluktuasi harga mata uang. Pasar valuta asing internasional berubah setiap hari, dan perubahan ini tidak terjadi secara acak, melainkan didukung oleh faktor ekonomi yang jelas. Kami telah merangkum 9 faktor kunci yang mempengaruhi naik turunnya nilai tukar, agar Anda dapat dengan cepat memahami tren pasar.

Pengaruh Jangka Pendek: Suku Bunga dan Sentimen Pasar

Pengaruh langsung kebijakan suku bunga

Keputusan suku bunga bank sentral adalah salah satu faktor yang paling langsung mempengaruhi nilai tukar. Ketika bank sentral mengumumkan kenaikan suku bunga, tingkat bunga yang tinggi akan menarik lebih banyak investor untuk membeli mata uang negara tersebut demi mendapatkan keuntungan bunga, yang secara langsung meningkatkan permintaan terhadap mata uang tersebut, sehingga nilai tukar naik. Sebaliknya, penurunan suku bunga akan menyebabkan permintaan mata uang menurun, dan nilai tukar bisa melemah.

Contoh klasik adalah Bank Reserve India yang menaikkan suku bunga untuk mengatasi pelemahan rupee—peningkatan suku bunga membuat mata uang menjadi lebih menarik.

Dorongan tidak rasional dari sentimen pasar

Selain faktor fundamental, ekspektasi pelaku pasar juga penting. Ketika investor secara umum optimis terhadap suatu mata uang, suasana optimisme ini akan memperkuat diri sendiri—penjual meningkat dan mendorong harga naik, yang selanjutnya menarik lebih banyak investor untuk ikut membeli. Lingkungan suku bunga rendah di pasar properti AS pada 2005-06 memunculkan ekspektasi kenaikan harga rumah, dan suasana optimisme ini langsung mendorong nilai dolar AS naik.

Pengaruh Jangka Menengah: Perbandingan Fundamental Ekonomi

Efek tersembunyi dari tingkat inflasi

Inflasi adalah cerminan penting dari depresiasi mata uang. Ketika tingkat harga di suatu negara terus meningkat, barang yang dapat dibeli dengan jumlah uang yang sama berkurang, sehingga daya beli riil mata uang tersebut menurun, yang berarti mata uang mengalami depresiasi. Investor secara alami menghindari mata uang dari negara dengan inflasi tinggi dan beralih ke mata uang dari negara dengan inflasi rendah.

Contoh ekstrem adalah Zimbabwe—tingkat inflasi yang luar biasa menyebabkan mata uang Zimbabwe mengalami depresiasi besar-besaran, dan akhirnya kehilangan daya tariknya di pasar valuta asing.

Kondisi ketenagakerjaan mencerminkan vitalitas ekonomi

Data ketenagakerjaan adalah indikator penting untuk menilai kesehatan ekonomi suatu negara. Tingkat pengangguran yang tinggi menunjukkan perlambatan aktivitas ekonomi dan menurunnya daya beli masyarakat, biasanya menyebabkan pelemaian mata uang. Sebaliknya, data ketenagakerjaan yang kuat akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi negara tersebut. Setelah laporan ketenagakerjaan non-pertanian AS yang optimis dirilis, indeks dolar AS (DXY) pun naik, sebagai bukti.

Beban jangka panjang dari utang pemerintah

Bayangkan berinvestasi di perusahaan yang sudah berutang banyak, investor akan ragu. Hal yang sama berlaku untuk utang pemerintah. Negara dengan utang tinggi akan mengalami penurunan kemampuan menarik investasi asing, yang menyebabkan permintaan terhadap mata uang negara tersebut melemah dan nilai tukar tertekan. Pergerakan rupee India yang buruk sebagian disebabkan oleh utang pemerintah yang tidak berkurang meskipun harga minyak naik.

Indikator kepercayaan pasar modal

Performa pasar saham secara langsung mencerminkan pandangan investor terhadap ekonomi. Jika pasar saham suatu negara terus naik, itu menunjukkan adanya aliran modal masuk dan kepercayaan investor yang tinggi, sehingga mata uang negara tersebut biasanya juga akan menguat. Sebaliknya, penurunan jangka panjang pasar saham mengindikasikan prospek ekonomi yang suram dan tekanan depresiasi mata uang. Lonjakan pasar modal China sejak 2005 dan korelasinya dengan pergerakan USD/CNH menunjukkan hal ini.

Pengaruh Jangka Panjang: Faktor Struktural yang Menentukan

Kondisi perdagangan membentuk daya saing jangka panjang

Proporsi ekspor dan impor suatu negara menentukan potensi penguatan mata uang jangka panjangnya. Negara dengan ekspor lebih besar dari impor selalu menghadapi tekanan penguatan karena negara asing perlu menggunakan mata uang negara tersebut untuk membeli barang-barang itu. China menjadi pemain utama di pasar valuta asing sebagian karena secara konsisten menjaga surplus perdagangan, yang memberikan dasar permintaan yang kokoh terhadap yuan.

Stabilitas politik dan arah kebijakan

Negara yang stabil secara politik lebih mudah menarik investasi jangka panjang. Ketika pemerintah mampu menerapkan rencana ekonomi yang jelas dan mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, potensi pertumbuhan ekonomi akan lebih besar, dan mata uang negara tersebut juga memiliki ruang untuk menguat. Brexit adalah contoh bagaimana ketidakpastian politik dapat menghancurkan nilai tukar—hasil voting Brexit yang diumumkan hari itu menyebabkan GBP/USD mengalami depresiasi besar.

Peran ganda kebijakan moneter dan fiskal

Kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan pemerintah menunjukkan tingkat keramahan terhadap investor. Jika kebijakan tersebut cenderung menarik modal asing, maka dana akan terus mengalir masuk dan meningkatkan permintaan terhadap mata uang negara tersebut. Sebaliknya, kebijakan yang restriktif akan menyebabkan modal keluar dan depresiasi mata uang.

Dengan memahami 9 faktor ini, Anda akan mampu memahami logika pergerakan pasar valuta asing. Jangka pendek dipengaruhi oleh suku bunga dan sentimen, jangka menengah oleh fundamental ekonomi, dan jangka panjang oleh daya saing perdagangan dan stabilitas kebijakan. Saat Anda melihat fluktuasi nilai tukar berikutnya, cobalah untuk memikirkan faktor mana yang sedang berperan di baliknya.