Belakangan ini saya membaca sebuah analisis yang membuat saya berpikir cukup lama: Gelombang AI saat ini seperti sebuah kereta yang tidak ada yang berani menekan rem-nya, pengeluaran modal dari beberapa raksasa teknologi di pasar saham AS sudah mencapai ratusan miliar dolar, jauh melampaui keuntungan nyata yang mereka peroleh, sehingga indeks pasar secara keseluruhan tertarik dengan kuat. Yang paling menakutkan adalah, begitu hal ini terungkap, yang pertama kali terkena dampaknya adalah ekonomi nyata, baru kemudian risiko aset lainnya. BTC pasti juga tidak akan lepas dari situasi ini, pada awalnya akan dijual dalam jumlah besar.

Namun yang benar-benar membuat saya tersadar adalah kalimat ini: "Bubble paling berbahaya bukanlah yang sudah pecah, melainkan yang masih terus dibuktikan 'tidak masalah'." Coba pikirkan kondisi saat ini—semua orang berbicara "Ini benar-benar berbeda kali ini", semua membeli narasi ini. Pada saat seperti ini, saya mulai merasa agak panik.

Karena itu, saya membuat keputusan yang terlihat agak kontra. Dari uang yang saya tarik dari aset berisiko tinggi itu, saya beralih ke stablecoin. Bukan operasi yang agresif, hanya sekadar memastikan bahwa sebagian besar dana saat sistem mengalami masalah, tidak akan ikut terbawa jatuh dari tebing bersama kereta ini. Keuntungan dari stablecoin ada di sini—ia tidak bergantung pada satu narasi pasar tunggal, memiliki mekanisme stabil independen sendiri.

Jadi, secara sederhana, saya tidak sedang memprediksi kapan kereta itu akan berbelok, juga bukan bertaruh bahwa ia akan berbelok. Yang saya lakukan adalah memastikan kekayaan saya tetap aman saat rem mendadak atau tabrakan besar terjadi. Ini bukan kepercayaan untuk menjadi kaya mendadak, melainkan perlindungan dasar terhadap aset diri sendiri di tengah ketidakpastian besar.

Lihatlah, kita mungkin sudah hidup dalam lingkungan keuangan yang "diculik" oleh berbagai narasi besar—funds, pengelolaan keuangan, bahkan uang pensiun kita tanpa sadar terikat oleh berbagai ekspektasi masa depan. Dalam kondisi seperti ini, memiliki aset yang tidak terikat oleh satu narasi tunggal adalah hak "kemandirian" yang sejati.