Perak menembus $66 dan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa, krisis pasokan mendorong logam mulia secara kolektif naik

Perdagangan Perak Kekurangan Pasokan Dorong Harga Mencapai Rekor

17 Desember, harga perak mencapai terobosan penting, dengan harga per ons pertama kali menembus angka 66 dolar AS, mencatat rekor tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap kekurangan pasokan. Menurut prediksi terbaru dari Asosiasi Perak, masalah kekurangan perak akan terus berlanjut hingga tahun 2026, sehingga banyak analis pasar optimis terhadap masa depan, dan secara umum memprediksi harga perak tahun depan berpotensi menantang angka psikologis 100 dolar AS.

Sementara itu, emas juga naik secara bersamaan, sementara saat ini diperdagangkan di angka 4320 dolar AS/ons. Kenaikan gabungan dari dua aset safe haven ini mencerminkan perhatian pasar yang terus-menerus terhadap risiko geopolitik.

Rebound Signifikan Minyak Mentah, Ketegangan Geopolitik Meningkat

Pemerintah Trump memperkuat sanksi terhadap Venezuela, mengumumkan blokade total terhadap kapal minyak yang bertransaksi dengan negara tersebut. Menurut perkiraan trader, langkah ini berpotensi mempengaruhi pengangkutan minyak sebanyak 400.000 hingga 500.000 barel per hari. Selain itu, AS juga sedang merancang putaran sanksi baru terhadap Rusia.

Didorong oleh meningkatnya risiko geopolitik, harga minyak mentah mengalami rebound besar. Hingga saat berita ini ditulis, WTI naik sebesar 2,43%, dengan harga per barel mencapai di atas 56,50 dolar AS.

Kontrak Berjangka Saham AS Menguat, Kinerja Saham Teknologi Berbeda-beda

Pada 17 Desember, pasar saham AS akan segera dibuka, dan ketiga indeks utama futures secara kolektif menguat. Pada pukul 4:49 waktu Timur AS, futures Dow Jones naik 0,15%, futures S&P 500 naik 0,22%, dan futures Nasdaq 100 naik 0,25%.

Dalam hal saham individual, terjadi perbedaan kinerja. Nvidia (NVDA) sedikit turun sebesar 0,06%, sementara Tesla (TSLA) melanjutkan kekuatannya, dengan kenaikan 0,49%, dan harga saham mencapai 492,20 dolar AS, kembali mencatat rekor tertinggi.

Inflasi Inggris Melampaui Ekspektasi, Pound Sterling Tertekan

Indeks Harga Konsumen (CPI) Inggris bulan November menunjukkan penurunan bulanan yang jauh melebihi ekspektasi pasar. Data menunjukkan bahwa pertumbuhan CPI tahunan hanya sebesar 3,2%, lebih rendah dari perkiraan ekonom sebelumnya sebesar 3,5%. “Pendinginan di luar ekspektasi” ini memperkuat harapan pasar terhadap siklus pemangkasan suku bunga Bank of England, dan meningkatkan aktivitas trading pemangkasan suku bunga.

Akibatnya, nilai tukar pound sterling tertekan, dengan GBP/USD turun sebesar 0,72%, dan harga kembali ke angka 1,3324.

Ketua Federal Reserve Waller Segera Berbicara, Waspadai Volatilitas Pasar

Anggota Federal Reserve Waller diperkirakan akan menyampaikan pidato tentang prospek ekonomi makro pada pukul 8:15 pagi waktu Timur AS (pukul 21:15 WIB). Penilaian pasar terhadap Waller umumnya positif, dan komentarnya sangat diperhatikan dalam pertimbangan calon Ketua Fed.

Investor harus memperhatikan nada pidatonya—apakah hawkish atau dovish—karena keduanya dapat menyebabkan volatilitas pasar yang signifikan, terutama terhadap dolar AS, obligasi, dan aset berisiko lainnya.