Penjelasan tentang hiperinflasi: mengapa beberapa negara kehilangan kendali atas mata uang mereka

Kita semua pernah mendengar tentang inflasi, tetapi apa yang terjadi ketika inflasi benar-benar tidak terkendali? Itu adalah hiperinflasi, dan angka-angkanya benar-benar menakutkan.

Kapan garis batas dilampaui?

Para ekonom mendefinisikan ini sebagai: ketika harga naik lebih dari 50% dalam satu bulan, kita sudah berada di wilayah berbahaya. Ekonom Philip Cagan mendokumentasikan bahwa selama periode ini, nilai uangmu hancur dengan kecepatan yang tampaknya seperti fiksi ilmiah. Contoh sederhana: jika satu kilogram beras harganya $10 hari ini dan $15 besok, dan kemudian $22,50 bulan berikutnya… dalam enam bulan bisa mencapai $114, dan dalam setahun melampaui $1.000. Tapi yang lebih brutal: persentase ini hampir tidak pernah stabil. Tingkat inflasi melambung begitu cepat sehingga harga bisa tiga kali lipat dalam beberapa jam, bukan hari.

Bencana terbesar dalam sejarah

Jerman setelah Perang Dunia I

Jerman beralih dari kekuatan ekonomi menjadi benar-benar bangkrut. Mereka meminjam uang untuk perang, berharap menang dan menggunakan reparasi perang untuk membayarnya. Tapi mereka tidak menang. Sebaliknya, mereka harus membayar miliaran reparasi perang.

Resep untuk bencana ini: penghentian standar emas + reparasi yang mustahil + pencetakan uang tanpa kendali. Pemerintah Jerman mulai mencetak markas kertas secara masif untuk membeli mata uang asing. Hasilnya sangat katastrofik: pada puncaknya, inflasi melambung lebih dari 20% setiap hari. Warga bahkan sampai membakar uang alih-alih membeli kayu untuk pemanas, karena uang kertas lebih murah daripada bahan bakar.

Venezuela: dari kekuatan minyak ke kolaps total

Di abad ke-20, Venezuela adalah sinonim kekayaan minyak. Tapi mulai tahun 2000-an, manajemen yang buruk dan korupsi membawanya ke ambang kehancuran.

Lihat perkembangan kegilaan ini: 69% inflasi tahunan di 2014 → 181% di 2015 → 800% di akhir 2016 → 4.000% di 2017 → lebih dari 2.600.000% pada awal 2019. Ya, kamu membacanya dengan benar: jutaan poin persentase.

Pada 2018, Presiden Nicolás Maduro mencoba “pemangkasan nol” yang terkenal: menciptakan mata uang baru (bolívar soberano) menggantikan 100.000 bolívar lama dengan 1 yang baru. Secara teori terdengar bagus. Tapi dalam praktik, ini hanyalah solusi kosmetik. Ekonom Steve Hanke menjelaskannya dengan baik: “Mengurangi nol tidak berarti apa-apa jika kamu tidak mengubah kebijakan ekonomi.”

Zimbabwe: eksperimen paling ekstrem

Ini adalah kisah paling brutal. Setelah merdeka pada 1980, Zimbabwe memiliki ekonomi yang stabil. Semuanya runtuh ketika Presiden Robert Mugabe meluncurkan ESAP pada 1991 dan melakukan reformasi agraria yang menghancurkan produksi makanan.

Angka-angkanya hampir tidak bisa dipahami:

• 624% per tahun di 2004
• 1.730% di 2006
• 231.150.888% pada Juli 2008

Pada November 2008, menurut Profesor Steve Hanke, hiperinflasi Zimbabwe mencapai puncaknya: 89,7 sextiliun persen per tahun. Untuk membayangkannya: itu setara dengan devaluasi 98% setiap hari. Zimbabwe mencatat krisis inflasi terburuk kedua dalam sejarah setelah Hongaria, dan menjadi negara pertama yang mengalaminya di abad ke-21. Pada 2008, mereka meninggalkan mata uang nasional dan beralih ke dolar AS.

Mengapa ini penting sekarang?

Koneksi dengan cryptocurrency sangat langsung dan kuat. Berbeda dengan mata uang tradisional, Bitcoin dan kripto lainnya tidak bergantung pada pemerintah atau lembaga terpusat. Teknologi blockchain memastikan bahwa penerbitan mengikuti jadwal yang telah ditentukan dan uang tidak bisa diduplikasi secara sembarangan.

Ini menjelaskan mengapa di negara seperti Venezuela dan Zimbabwe, pengguna semakin beralih ke cryptocurrency. Ini adalah satu-satunya cara melindungi tabungan mereka ketika uang lokal mereka kehilangan nilai lebih cepat dari yang bisa mereka belanjakan.

Bahkan bank sentral dari Swedia, Singapura, Kanada, China, dan Amerika Serikat sedang bereksperimen dengan CBDC (mata uang digital bank sentral). Meski dengan catatan penting: berbeda dengan Bitcoin, kemungkinan besar mereka akan memiliki pasokan tak terbatas, yang berarti mereka tidak akan menyelesaikan masalah utama dari hiperinflasi.

Siklus setan

Hiperinflasi mengikuti pola yang dapat diprediksi: krisis politik/sosial → kehilangan kepercayaan terhadap mata uang → devaluasi yang semakin cepat → harga melambung → pengangguran dan penutupan perusahaan meningkat → semakin banyak keputusasaan. Banyak pemerintah mencoba mencetak lebih banyak uang. Gagal total. Hanya mempercepat keruntuhan.

Yang menarik adalah bahwa seiring menurunnya kepercayaan terhadap uang fiat, adopsi cryptocurrency justru meningkat. Ini bisa menjadi awal dari bagaimana uang global akan terlihat dalam beberapa dekade mendatang.