Apa itu Hash? Pahami "Senjata Rahasia" Blockchain dalam 5 Menit

Secara jujur, hash terlihat rumit, padahal sebenarnya satu kalimat: mengompresi data berukuran apa saja menjadi ciphertext dengan panjang tetap.

Misalnya, jika kamu memasukkan “Gate” dan “gate” ke dalam algoritma SHA-256, hasilnya sama sekali berbeda—hanya satu huruf yang berbeda bisa membuat hasilnya sangat berbeda. Tapi tidak peduli seberapa besar file yang kamu input, outputnya selalu 256 bit (64 karakter). Seperti mesin kompresi ajaib, data sebesar apa pun yang dimasukkan, hasilnya tetap berupa “sidik jari” berukuran sama.

Kenapa ini sangat penting?

Cryptocurrency bergantung pada hal ini.

Dalam penambangan (mining): Penambang harus mencoba berbagai input sampai hash-nya diawali dengan sejumlah nol tertentu agar dianggap valid. Ini disebut “bukti kerja”—kamu harus menghabiskan daya komputasi nyata untuk menebak. Jika seseorang mencoba memanipulasi blok, hash akan berubah, dan semua blok setelahnya harus dihitung ulang—biayanya sangat tinggi.

Dalam keamanan: hash memiliki tiga aturan utama—

• Ketahanan terhadap tabrakan: Hampir tidak mungkin menemukan dua input berbeda yang menghasilkan hash yang sama (bahkan secara teori, butuh jutaan tahun untuk menemukannya)
• Sifat satu arah: Menghitung kembali input asli dari hash? Mimpi. Hanya bisa dengan brute force, dan tingkat kesulitannya meningkat secara eksponensial
• Sensitivitas: Sekecil apa pun perubahan pada input, outputnya akan berbeda jauh

Bagaimana penggunaannya di blockchain?

Bitcoin menggunakan SHA-256 (bagian dari keluarga SHA-2, yang saat ini paling aman) untuk mengemas transaksi menjadi blok, lalu menghubungkan blok-blok tersebut dengan hash—itulah yang disebut “rantai”. Setiap blok berisi hash dari blok sebelumnya, membentuk rantai yang secara kriptografi tidak bisa diubah. Jika ingin mengubah data sejarah, harus menghitung ulang seluruh rantai, dan harus melampaui kekuatan jaringan saat ini—itulah sebabnya Bitcoin sangat sulit diserang.

Semakin besar kekuatan hash jaringan, semakin aman pula rantainya. Tingkat kesulitan penambangan akan otomatis disesuaikan agar rata-rata satu blok muncul setiap 10 menit. Semakin banyak penambang, ekosistem semakin kuat.

Logika dasarnya

Hash bukan sekadar sihir enkripsi hitam. Ia menyelesaikan masalah fundamental: Bagaimana membuktikan keutuhan file besar dengan data sekecil ini? Tanpa harus menyimpan dan membandingkan seluruh data, cukup bandingkan hash-nya. Ini sangat penting di blockchain, basis data, dan autentikasi file.

Singkatnya, tanpa fungsi hash, tidak akan ada kriptografi modern, dan tanpa itu, tidak akan ada blockchain. Hash adalah infrastruktur dasar dari seluruh ekosistem ini.