Pengadilan Tinggi Amerika Serikat Mengadili Kasus Tarif, Logika Makro di Balik Ketegangan di Titik Rp 1 Miliar Bitcoin

【Block Motion】Pada 6 November, Mahkamah Agung AS menggelar sidang untuk kasus penting—apakah penggunaan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional oleh Trump untuk mengenakan tarif adalah legal. Beberapa hakim konservatif secara bergiliran mengajukan pertanyaan, tampak tidak terlalu percaya dengan argumen pemerintah. Sinyal ini cukup menarik: sistem peradilan mungkin akan memberi batasan yang lebih jelas terhadap wewenang perdagangan presiden.

White House dan Departemen Keuangan justru tetap tenang, menyatakan secara terbuka bahwa “percaya bahwa pengadilan akan membuat keputusan yang benar”, tetapi kalangan bisnis sudah mulai mempersiapkan skenario terburuk—karena setidaknya kasus ini akan memakan waktu beberapa bulan sebelum ada keputusan final. Menariknya, jika pengadilan memutuskan bahwa pemerintah kalah, Trump secara teori masih bisa menggunakan ketentuan hukum lain untuk menekan lebih jauh, sehingga ketegangan perdagangan dalam waktu dekat kemungkinan besar tidak akan mereda.

Jika tarif saat ini benar-benar dibatalkan, tarif keseluruhan AS akan turun menjadi sekitar 6,5%, dan dampaknya terhadap PDB bisa berkurang hingga 0,6%, terdengar positif. Tapi masalahnya: bagaimana dengan pengembalian pajak? Bagaimana menutupi defisit fiskal? Council on Foreign Relations dan Center for a New American Security memperingatkan bahwa ini tidak hanya akan mengacaukan tatanan ekonomi internasional AS, tetapi juga bisa mengubah ulang pola perdagangan antara AS-Eropa dan Asia-Pasifik.

Dari sudut pandang pasar, ketidakpastian di ranah yudisial ini mulai meresap ke dalam ekspektasi likuiditas makro. Dolar AS baru-baru ini menguat dalam jangka pendek, aset safe haven mendapat dukungan yang jelas. Bitcoin saat ini berulang kali berjuang di sekitar angka $100.000, dengan tekanan jangka pendek di sekitar $105.000, dan support utama di angka bulat $100.000. Jika keputusan akhir benar-benar melemahkan kemampuan intervensi administratif, pasar kemungkinan akan memasuki fase penilaian ulang struktural—dana akan kembali menimbang risiko kebijakan dan nilai aset risiko secara lebih cermat.