Baru-baru ini, pasar Aset Kripto kembali menjadi fokus perhatian investor. Harga Bitcoin telah melampaui angka 120.000 dolar, melanjutkan tren naik di kuartal keempat. Fenomena ini kontras dengan pola pasar sebelumnya, di mana biasanya 18 bulan setelah peristiwa Halving, harga Bitcoin akan menunjukkan kelemahan. Namun, pasar saat ini menunjukkan situasi yang sangat berbeda.

Salah satu faktor kunci yang menyebabkan pergerakan abnormal ini adalah risiko penutupan pemerintah AS yang mungkin dihadapi. Berbeda dengan performa Bitcoin yang biasa selama penutupan pemerintah pada tahun 2018, kali ini Bitcoin telah menjadi salah satu alat pilihan bagi investor untuk menghindari risiko. Data pasar prediksi menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap Bitcoin untuk menembus 120.000 USD dalam waktu dekat telah melonjak dari 20% menjadi hampir 50% hanya dalam dua hari.

Lebih mencolok adalah lonjakan permintaan dari investor institusi untuk Bitcoin. Sejak awal tahun ini, aliran bersih ke dalam ETF Bitcoin telah mencapai 58 miliar USD, di mana 23 miliar USD berasal dari dana baru yang ditambahkan pada tahun 2025. Analis pasar memperkirakan bahwa akan ada setidaknya 20 miliar USD tambahan yang mengalir masuk menjelang akhir tahun.

Jika tren ini berlanjut, kemungkinan harga Bitcoin mencapai 200 ribu dolar AS pada akhir tahun tidak bisa diabaikan. Namun, prediksi yang lebih konservatif dari Standard Chartered Bank memperkirakan bahwa harga Bitcoin mungkin segera mencapai 135 ribu dolar AS.

Meskipun demikian, investor tetap harus berhati-hati. Pasar aset kripto selalu sangat volatil, dan prediksi harga selalu dipenuhi ketidakpastian. Baik investor institusi maupun individu harus mengevaluasi risiko secara menyeluruh, melakukan alokasi aset, dan mengelola risiko dengan baik.