Analisis kemungkinan harga Bitcoin menembus 1 juta dolar AS

Belakangan ini, sebuah taruhan tentang harga Bitcoin menarik perhatian luas di pasar. Seorang investor terkenal melakukan taruhan senilai 1 juta dolar dengan seorang pengguna internet lainnya, dengan taruhan apakah Bitcoin dapat menembus 1 juta dolar dalam 90 hari. Tugas yang tampaknya "tidak mungkin dilakukan" ini menjadi topik hangat di seluruh pasar cryptocurrency.

Jadi, dalam keadaan apa Bitcoin mungkin bisa menembus 1 juta dolar? Salah satu kemungkinan terbesar adalah terjadinya krisis keuangan serius yang menyebabkan dolar mengalami superinflasi, penurunan nilai yang signifikan, dan lonjakan harga. Dalam situasi seperti ini, daya beli dolar yang dimiliki semua orang akan sangat tereduksi, sehingga harga Bitcoin yang dihitung dalam dolar bisa menembus angka 1 juta dolar.

Saat ini, Amerika Serikat menghadapi serangkaian masalah keuangan. Mengingat krisis keuangan 2008, Federal Reserve pernah meluncurkan serangkaian program pencetakan uang untuk menyelamatkan pasar. Namun, kebijakan-kebijakan ini tidak secara fundamental menyelesaikan masalah potensial dalam sistem keuangan, seperti over-leveraging, instrumen keuangan yang tidak transparan, dan kurangnya regulasi, melainkan hanya menunda masalah tersebut ke masa depan.

Kalimat dalam blok genesis Bitcoin: "The Times 03/Jan/2009 Chancellor on brink of second bailout for banks" mencerminkan ketidakpercayaan terhadap sistem keuangan yang ada. Ketakutan yang menyebar di pasar baru-baru ini, serta diskusi antara pemerintah AS dan orang-orang di dunia keuangan tentang bagaimana menghadapi krisis perbankan, semakin memperdalam keraguan orang-orang terhadap sistem keuangan terpusat.

Sementara saham bank anjlok, Bitcoin justru mengalami kenaikan yang berlawanan arah, yang memicu diskusi tentang apakah Bitcoin adalah aset berisiko atau aset perlindungan. Justru meluasnya ketakutan ini dan kekhawatiran akan hiperinflasi, membuat peristiwa taruhan ini menjadi fokus perhatian pasar.

Hiperinflasi adalah fenomena penurunan drastis daya beli mata uang. Sepanjang sejarah, beberapa negara telah mengalami hiperinflasi, seperti Zimbabwe dan Rusia. Selama pandemi, kebijakan pelonggaran moneter besar-besaran yang diambil oleh Federal Reserve untuk merangsang ekonomi menyebabkan neraca keuangannya membengkak dengan cepat, yang juga memicu kekhawatiran tentang kemungkinan hiperinflasi di masa depan.

Namun, dolar AS sebagai mata uang cadangan dan mata uang penyelesaian utama di dunia, posisinya sangat istimewa. Jika ada masalah dengan sistem dolar, itu akan menjadi masalah bagi seluruh dunia, karena dolar dapat mentransfer inflasi ke seluruh dunia. Penurunan nilai dolar yang signifikan akan berdampak serius pada sistem ekonomi global, termasuk terganggunya perdagangan internasional, penurunan nilai cadangan devisa negara-negara, serta kemungkinan memicu perang mata uang.

Oleh karena itu, jika dolar menghadapi risiko hiperinflasi, seluruh dunia perlu mengambil tindakan untuk menyelamatkan dolar. Secara historis, "Perjanjian Plaza" tahun 1985 adalah contoh klasik, di mana negara-negara industri utama mengkoordinasikan untuk menyesuaikan nilai tukar dolar.

Secara keseluruhan, kemungkinan Bitcoin untuk menembus 1 juta dolar dalam jangka pendek sangat rendah. Amerika Serikat memiliki dominasi dolar, bahkan ketika menghadapi risiko, mereka akan mengajak seluruh dunia untuk menanggungnya bersama. Namun, berbagai masalah dalam sistem keuangan terpusat saat ini juga menunjukkan bahwa kita tidak dapat sepenuhnya mempercayai sistem keuangan terpusat yang ada untuk melindungi keamanan harta kita.

Kelahiran Bitcoin sebenarnya adalah untuk menghadapi ketidakpercayaan ini. Di dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini, memiliki Bitcoin mungkin merupakan salah satu cara untuk melindungi risiko. Meskipun kami tidak ingin melihat Bitcoin mencapai 1 juta dolar, karena itu mungkin berarti perubahan besar dalam tatanan dunia, tetapi dalam krisis keuangan yang mungkin muncul di masa depan, Bitcoin bisa memainkan peran penting.