Bagaimana Melindungi Kekayaan di Masa Perang

Di era yang penuh gejolak, melindungi kekayaan adalah tugas yang sulit. Pengalaman sejarah mengajarkan kita bahwa hal-hal berikut patut diperhatikan:

Pilih Lokasi Geografis yang Tepat

Lokasi geografis sangat penting untuk keamanan harta benda. Selama Perang Dunia II, sebuah keluarga Yahudi terpaksa melarikan diri, dan anggota keluarga yang melarikan diri ke Prancis akhirnya dikirim ke kamp konsentrasi, sementara kerabat yang melarikan diri ke Portugal selamat. Pada tahun 1943, beberapa anggota Nazi mulai memindahkan dana ke Amerika Selatan, alih-alih memilih benua Eurasia atau Amerika Serikat. Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, banyak orang biasa kehilangan segalanya dalam semalam karena semua aset mereka berada di dalam negeri.

Pertahankan Kewaspadaan

Meskipun berada dalam kesulitan, tetaplah mempertahankan penilaian yang jernih. Pada tahun 1942, Nomura Securities merasakan kemungkinan Jepang akan kalah melalui pengamatan terhadap kelangkaan makanan dan reaksi keluarga perwira. Mereka mulai secara bertahap menjual saham dan membeli tanah serta properti sebagai investasi untuk rekonstruksi pasca perang. Keputusan ini menjadi dasar bagi perkembangan cepat Nomura Securities setelah perang.

Sebaliknya, elit Yahudi Jerman pada tahun 1930-an memiliki kepercayaan yang berlebihan terhadap negara, dan kehilangan kesempatan untuk memindahkan aset tepat waktu. Ketika mereka menyadari pada tahun 1938 bahwa mereka harus pergi, sudah terlambat. Ini mengingatkan kita bahwa ketika kita berpikir "sekarang tidak perlu pergi", mungkin itu adalah saat terakhir yang masih ada pilihan.

Hindari Bertaruh pada Aset Tunggal

Pada masa yang tidak pasti, diversifikasi investasi sangat penting. Pada tahun 1937, bahkan Churchill mengalami kerugian karena investasi berleverase berlebihan di pasar saham AS. Banyak orang kaya Yahudi Jerman mengalami kerugian besar karena aset mereka terlalu terkonsentrasi di negara mereka. Perubahan di masyarakat modern terjadi lebih cepat, rata-rata umur saham komponen indeks S&P 500 telah berkurang dari 61 tahun pada tahun 1958 menjadi sekitar 18 tahun saat ini, dan diperkirakan akan semakin berkurang menjadi 12 tahun pada tahun 2030.

Waspadai Risiko "Custodial"

Pada masa perubahan besar, dokumen kepemilikan dapat menjadi tidak berlaku. Simpanan bank, logam mulia, real estat, pada dasarnya adalah "penitipan pihak ketiga". Selama Perang Dunia II, perkebunan bangsawan Polandia disita oleh Jerman, dan setelah perang, tidak dapat diambil kembali karena pergantian kekuasaan. Dalam beberapa tahun terakhir, aset miliarder Rusia dibekukan di negara-negara NATO. Selama Perang Dunia II, harta benda warga negara Jepang Amerika juga disita. Pada tahun 1945, pemerintah Yugoslavia mencabut kewarganegaraan dan hak milik semua orang Jerman yang berada di dalam negeri.

Strategi Cadangan Emas

Penyimpanan mandiri mungkin lebih aman daripada penyimpanan pihak ketiga. Selama Perang Dunia II, emas yang disimpan di brankas bank Prancis disita oleh Jerman, sementara emas yang dikubur rahasia dapat diselamatkan. Beberapa keluarga mengubah sebagian kekayaan mereka menjadi koin alih-alih batang emas, untuk memudahkan pembayaran kecil selama masa kekacauan, membantu mereka melewati pos pemeriksaan menuju tempat yang aman.

Namun, memiliki emas saat perang juga menghadapi banyak tantangan, seperti kesulitan menemukan pembeli yang dapat diandalkan, diskon transaksi, dan risiko penyimpanan. Secara keseluruhan, pelajaran sejarah menunjukkan bahwa emas dan perhiasan sebaiknya tidak disimpan di brankas bank dalam negeri.

Kesimpulan

Perselisihan adalah norma dalam sejarah umat manusia, sementara masa damai justru jarang terjadi. Menghadapi ketidakpastian, disarankan untuk mengambil strategi berikut:

1. Hindari menginvestasikan semua aset dalam satu tempat, lakukan diversifikasi dalam kategori aset, lokasi geografis, dan metode penyimpanan.
2. Tetap waspada, ambil tindakan lebih awal, jangan tunggu sampai situasi memburuk sebelum mencari solusi.